Damai dengan corona
PSBB atau pembatasan sosial berskala besar merupakan upaya pemerintah untuk untuk mengatur pola kehidupan masyarakat supaya menerapkan social distancing atau jaga jarak demi menghambat penyebaran corona
PSBB dapat dipandang dalam tiga perspektif teori perubahan perilaku
Pertama PSBB sebagai aturan yg mengikat. Dalam perspektif ini PSBB mengarah kearah teori perubahan perilaku skinner dimana perilaku masyarakat diatur dg pendekatan hadiah/hukuman. Seperti aturan tata tertib yg apabila dilanggar akan dihukum jika taat mendapat pujian..pendekatan ini menciptakan efek rasa takut di masyarakat sebagai upaya perubahan perilaku ... tampak dalam aturan pelarangan mudik mulai dari penjara hingga denda ratusan juta, karantina di area khusus bahkan rumah hantu.
Kedua PSBB sebagai stimulus behaviorism .. pendekatan teori pavlov ..dalam pendekatan ini PSBB sebagai stimulus pemerintah dalam merubah perilaku masyarakat .. stimulus diberikan secara acak untuk membentuk pola perubahan perilaku yang baru. Seperti pelarangan berkerumun , pembubaran aktifitas yang mengandung banyak orang berkumpul ... kadang dibubarkan kadang juga tidak .. atau acak dua atau tiga hari sekali ... ending nya membuat masyarakat terbiasa untuk tidak berkumpul meski tidak diawasi petugas.
Ketiga PSBB dalam pendekatan konstruktivisme. Yaitu dimana PSBB melalui media dan informasi serta kejadian2 dan data2 kondisi pandemi membuat masyarakat secara sadar mulai membentuk secara mandiri pola perilaku yang menjaga kesehatan masing masing seperti tidak keluar ketika sakit dan mengisolasi diri, memakai masker agar tidak tertular, selalu cuci tangan, membersihkan area rumah dan kampung dengan desinfektan.. secara tidak langsung masyarakat mulai paham cara menjaga kesehatan pribadi
Ketiga pendekatan tersebut telah berjalan dalam masyarakat selama PSBB dilaksanakan. Lalu kapan PSBB dikatakan berhasil ?
Jika PSBB dilakukan dalam upaya perubahan perilaku maka indikator keberhasilan tidak hanya dilihat dari menurun atau tidaknya penderita covid tapi keberhasilan PSBB juga dilihat dari seberapa tingkat kesadaran masyarakat terhadap penerapan pola Hidup sehat dan social distansing bahkan ketika aturan PSBB tersebut di cabut/ tidak diperpanjang lagi
Banyak masyarakat masih sulit diatur!
Beberapa masyakat sulit mentaati PSBB krn blm adanya kejelasan kapan PSBB akan berakhir. Frustasi. PHK. Dirumahkan. Kebutuhan ekonomi mengubah segalanya ... masyarakat perlu diberikan kejelasan bahwa PSBB akan di lakukan 14 hari saja dan tidak diperpanjang asalkan masyarakat patuh aturan.. setelahnya bisa bekerja normal.... hal ini memberikan kepastian ekonomi bagi masyarakat.. pelaku usaha diberi kepastian 14 hari akan berjalan normal dan PHK akan dihindari...sekolah tetap bisa berjalan dengan sistem rolling shift dengan pemangkasan materi
PSBB tidak perlu diperpanjang
Aturan PSBB tidak perlu diperpanjang lagi ketika pola kehidupan masyarakat mulai terbentuk.
1. Tidak berkerumun
2. Menjaga kebersihan dan pakai masker
3. Perusahaan berjalan normal dengan paham protokol kesehatan dan jaga jarak
4. Sekolah berjalan seperti biasa dengan menjaga jarak dan hidup bersih dilingkungan sekolah.. jika perlu pembelajaran dengan sistem rolling shift / rolling day dengan mengurangi kepadatan kelas
5. Pasar diatur sedemikian rupa sehingga jaga jarak bisa tercapai
6. Jika sakit walau hanya flu/batuk sadar mengisolasi diri/periksa ke dokter tanpa rasa takut
Jika masyarakat sudah sadar akan protokol covid maka ini yg bisa dikatakan berdamai dengan Covid
tidak perlu lagi aturan PSBB tapi pola Hidup PSBB harus sudah mengakar...
😉 hidup normal dengan protokol kesehatan

Comments
Post a Comment