Temu Pendidik Daerah ke-4 Komunitas Guru Belajar Surabaya "Oleh-Oleh Temu Pendidik Nusantara 2017"



Temu Pendidik Daerah ke-4 Komunitas Guru Belajar Surabaya kemarin diadakan pada tanggal 12 November 2017 di PAUD Anak Ceria berlangsung seru dan mengasyikan. Temu Pendidik Daerah kali ini dihadiri oleh 19 anggota yang berlatar belakang berbeda-beda. Temu Pendidik Daerah (Mudik) Surabaya kemarin kedatangan tamu spesial, Pak Rofiq dari Komunitas Guru Belajar (KGB) Sidoarjo dan anggota KGB Surabaya Pak Abdul Rozaq yang datang jauh dari Madura.

Mudik ke-4 mengusung tema Oleh-Oleh Temu Pendidik Nusantara (TPN) bersama Narasumber anggota KGB Surabaya yang ikut berangkat TPN, yaitu Bu Mala, Pak Yanuar, Bu Fifi, Bu Ika, Bu Amel dan mudik dipandu oleh Pak Yetno sebagai moderator.

Temu Pendidik Daerah KGB Surabaya yang ke-4 dibuka dengan penyampaian materi tentang Exibition Program sebagai proses belajar Guru oleh Bu Mala. Exibition program merupakan sebuah projek akhir untuk kelas 5. Selama 9 bulan siswa secara berkelompok membuat sebuah projek yang dibimbing oleh seorang guru mentor. Pameran juga dapat berupa poster hasil kunjungan ke berbagai narasumber.  Setelah program selesai hasilnya di presentasikan oleh kelompok siswa kepada orangtua, guru, teman dan juga para siswa baru. Dalam program exibisi siswa dapat melatih kemandirian serta kepercayaan diri. Bu Mala menceritakan justru yang menarik dalam program tersebut adalah Gurupun ikut belajar selama mendampingi Program Exibisi. Misalnya, guru TK yang diberi tugas menjadi moderator menjadi tahu keterampilan apa yang harus dimiliki anak ketika SD. Sehingga guru TK tersebut bisa mengevaluasi pembelajaran di kelas. Program inipun membuat guru jadi belajar lagi ketika membimbing anak-anak membuat projeknya, tidak mengenal guru lama dan guru baru. Dari hasil refleksi, program exibisi ini memang tampak sulit dijalankan sendiri tanpa ada dukungan dari semua pihak di sekolah. Namun  program ini juga bisa bermanfaat untuk merekatkan hubungan antar guru karena guru dari berbagai jenjang dilibatkan sebagai mentor dan juga ajang agar guru tetap terus belajar.

Materi kedua disampaikan oleh Pak Yanuar yaitu tentang Buddy system pada sekolah Inklusi. Buddy system merupakan sebuah sistem untuk mengkondisikan agar semua murid dan guru mampu menjadi buddy (orang yang peduli dan melindungi) bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Diawal materi pak Yanuar mengajak peserta mudik untuk melakukan permainan. Setiap orang disuruh untuk menuliw 2 fakta dan 2 kebohongan dalam dirinya. Setelah itu, peserta lain diminta untuk menebak mana yang fakta dan bohong. Ternyata dalam permainan tersebut peserta lain banyak yang salah menebak. Dari hasil refleksi, apa yang kita lihat tidak semuanya sesuai dengan kenyataan. Kita harus mengenali anak didik lebih dalam. Seperti pula dalam buddy system, guru dan murid harus memahami anak ABK secara utuh, dalam hal ini agar tidak melakukan justice bahwa anak ABK berarti autis. Namun dalam buddy system guru harus mengontrol mana yang perlu dan tidak perlu diketahui oleh anak tentang buddy untuk anak ABK atau inklusi.
Didalam buddy system,  Apakah perlu satu kelas dilibatkan untuk menjadi Buddy Sistem atau hanya peer saja? : Bisa jadi keduanya, tergantung kebutuhan anak dan program apa yang dibuat untuk anak tersebut, bisa jadi peer atau untuk satu kelas. Seperti menulis atau membaca, bisa menjadi peer tetapi mungkin jika terjadi pembulian, bisa dibuatkan untuk program kelas. Bagaimana cara memilih anak untuk dijadikan Buddy Sistem? : Dengan melihat anak yang dekat dengan ABK tersebut, sehingga didapatkan buddy yang mengerti dan peduli dengan anak inklusi tersebut.
Program Inklusi sudah lama, tetapi mengapa masih belum bisa di terapkan?: Pemahaman mengenai apa dan bagaimana inklusi kurang begitu banyak, sehingga kedatangan kelas atau murid inklusi dianggap sebagai beban. Padahal kita harus siap dan paham bagaimana sikap kita dalam menghadapi siswa yang berkebutuhan khusus tersebut. Kepala sekolah harus mempunyai peran aktif dalan menyiapkan semua perangkat yang dibutuhkan apabila membuka sekolah inklusi.
Bagaimana dengan sikap guru yang mengajar, Jika didapatkan siswa ABK?: Kepala sekolah berperan aktif di dalam sekolah mengenai anak-anak yang berkebutuhan khusus, meskipun tidak mendetail, tetapi bisa mengkondisikan semuanya.  Menyiapkan program untuk anak di kelas : 1. Untuk ABK terdapat program tertentu dengan melihat dari kebutuhan anak (misal tentang pemahaman sosial); 2. Untuk anak dikelas bisa dibuatkan program mengenai anak berkebutuhan khusus.


Materi ketiga disampaikan oleh Bu Fifi tentang Belajar Agama Bermakna, Memahami bukan Menghafal. Belajar bukan hanya menghafal saja mengenai materi yang disampaikan, tetapi juga memahami isi dari materi tersebut. Seperti anak TK yang diberi materi dengan membuat lagu, untuk anak yang lebih besar bisa membuat lagu yang lebih berbobot.
Dengan adanya lagu tersebut anak-anak memahami makna dari materi tersebut secara tidak sadar telah menghafalnya. Anak-anak menggali fikirannya sendiri dan dibimbing oleh guru dan memilih sendiri opsi yang mereka inginkan setelah itu, guru melakukan refleksi. contohnya saja memahami makna surat Al-Maun yaitu tentang berbagi, anak-anak tidak hanya menghafal namun Anak-anak bisa juga bermain peran dengan membuat cerita sendiri dan memainkan peran tersebut bersama teman-temannya.
Namun terkait Hal pribadi tidak bisa berbagi dengan teman lainnya, dan berhati-hati untuk menerima pemberian dari orang lain juga harus ditanamkan karena Tidak semua hal bisa di terima dan tidak semua hal bisa dibagikan dengan yang lain.

Materi kelima tentang Pentingnya literasi oleh Bu Ika. Bu Ika mengawali materi dengan membagikan berita tentang Literasi Tree Octopus (Zapatopi.net). Bu Ika mengajak peserta untuk mencari tahu apakah berita tersebut hoax atau fakta?
Dari hasil diskusi tersebut Bu Ika menjelaskan tentang Apakah literasi itu? Literasi tidak hanya membaca dan menulis, tetapi literasi bisa berarti menyampaikan informasi kepada orang lain. Yang terpenting adalah Menanamkan kepada anak untuk bisa mencari literasi yang baik dan benar serta bisa memfilter atau memilah informasi tersebut. Memberi pengetahuan/kapabilitas kepada anak tentang Membaca. Metode yang dapat digunakan dalam melakukan filtrasi informasi adalah REAL :

R (Read the URL : lihat URL nya),
E (bagaimana unsur mengenai isinya),
A: Author (Siapa yang menulisnya),
L (Locate the link : mengecek kembali link yang diberikan).

Anak harus bisa mengolah informasi yang telah diterima dengan membuat parafrase yaitu dengan mengubah informasi tersebut dengan bahasanya sendiri dan anak harus mencantumkan sumber yang diambil sehingga bisa menjadi referensi bagi para pembaca untuk melihat sumber yang di ambil.
Tree octopus merupakan sebuah artikel bahwa ditemukan octopus/ gurita yang hidup di tiga tempat yaitu laut, darat dan bahkan berlarian di atas pohon. Tree octopus dikatakan akan punah dan harus dilestarikan. Namun apakah informasi tersebut benar?
Menurut pendapat pak Rofiq “jika benar bisa menjadi pengetahuan/ ilmu yang baru dan pengalaman, jika salah bisa dijadikan sebagai pelajaran dan bahan untuk memahami hobbi seseorang untuk menulis”. Ternyata informasi tersebut adalah hoax. Tree octopus ternyata tidak ada hal itu bisa dilihat pada artikel atau sumber berita yang lain yang mengatakan bahwa informasi tersebut HOAX. Disinilah pentingnya literasi dengan metode REAL. Dari hasil refleksi, kita sebagai pendidik juga perlu cermay menyeleksi informasi dan mengajak anak didik kita untuk mengetahui mana informasi terpercaya dan tidak.

Materi terakhir disampaikan oleh Bu Amel. Bu Amel menceritakan tentang kartu sahabat pemberani dari komisi edukasi antikorupsi KPK yang diperolehnya ketika TPN kemarin. Ketika TPN di Jakarta, didapatkan materi dari komisi pemberantasan korupsi tentang media yang melatih kejujuran, yang pada dasarnya hampir sama seperti permainan kwartet. Aplikasi dari KPK bisa di akses gratis dengan melihat di pusat pendidikan anti korupsi, untuk memperoleh aplikasi tersebut bisa dengan membuat essay atau proposal mengenai program yang akan di buat.
Selanjutnya,  peserta mudik KGB Surabaya diajak untuk membuat 4  kartu yang dapat digunakan dalam pembelajaran atau pendidikan. Permainan berlangsung seru, berbagai kelompok menunjukan kreatifitas dengan membuat kartu untuk berbagai topik seperti angka, aljabar, dan kata yang sangat menarik. Kemudian masing-masing kelompok menjelaskan maksud dari kartu yang telah dibuat.

Setelah Mudik selesai, Pak Yetno mengajak peserta Mudik untuk refleksi pengalaman selama Mudik. Menurut Bu Nisa yang baru pertama kali ikut mudik, menurut beliau jarang ada kegiatan seperti ini. Guru yang berbagi dengan guru-guru lain dan sama-sama belajar. Bu Nisa merasa senang ada hal2 yang bisa diterapkan di sekolah nantinya. Begitu pula yang dirasakan Bu Dira yang juga baru pertama ikut mudik, menurut beliau, beliau jarang menemukan guru-guru yang masih mau belajar. Rasa senang juga dirasakan Pak Rofiq dari KGB Sidoarjo, beliau merasa seperti ikut TPN lagi.

Comments

Popular Posts