Pola perilaku masyarakat indonesia
Perilaku menunjukan karakter
seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Ada berbagai aliran yang memandang tentang perilaku atau karakter
seseorang. Seperti aliran nativisme yang
memandang bahwa perilaku manusia ada sejak lahir karena pembawaan genetik dari
orang tua, aliran ini memandang bahwa pendidikan atau lingkungan sama sekali
tidak berpengaruh terhadap perilaku manusia, jika pendidikan dan perilaku
mutlak karena pembawaan genetik lalu “apa gunanya kita sekolah jika hanya
keturunan yang mempengaruhi perilaku?” tentu aliran ini bersifat pesimisme
terhadap pendidikan. aliran yang kedua empirisme
yaitu aliran yang mengatakan pembawaan sama sekali tidak berpengaruh
terhadap perilaku dan pengetahuan seseorang,perilaku dan pengetahuan hanya
dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan,faktor genetik hanyalah menjadi (anak bawang,red) walaupun orang tua anak
baik tapi anaknya dibesarkan di lingkungan yang tidak baik maka anak itu akan
menjadi tidak baik, dan sebaliknya. Aliran yang ketiga yaitu konvergensi , aliran ini merupakan
perpaduan dari kedua aliran diatas yang memandang bahwa sejak lahir manusia
sudah mempunyai pembawaan (multiple intelegensi) namun lingkungan yang bertugas
untuk menonjolkan aspek pembawaan yang mana akan hendak dikembangkan.aliran
konvergensi lebih rasional daripada yang lainya.
Yang menjadi pertanyaan “dapatkah perilaku
seseorang dirubah??” jawabanya adalah bisa . namun “bagaimana cara
merubahnya???”. Ada beberapa teori yang mengkaji perubahan perilaku manusia
seperti ivan pavlov atau sering kita sebut teori
stimulus/reflek terkondisi teori ini mengatakan bahwa perilaku bisa dirubah
melalui pemberian stimulus contoh: seorang anak jika mendengarkan music rock
dia tidak akan tidur , jika mendengarkan music klasik dia tertidur. Jika
distimulus terus menerus dengan memberikan music keduanya maka anak itu akan
tertidur jika mendengarkan music rock. Teori yang kedua yaitu teori milik albert
skinner (teori behaviorisme) dengan
metode “reward and punishment”
(hadiah dan hukuman). Seoarang anak akan berubah perilakunya jika atas
keberhasilannya diberi hadiah dan atas kesalahanya diberi hukuman. Teori yang
ketiga milik bandura dan biasa dikenal dengan “pembelajaran modeling”, seseorang dapat merubah perilaku dengan mencontoh orang lain.
Memberikan contoh terus menerus kepadanya dapat merubah perilkunya. Keempat teori konstruktivisme mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk cerdas yang dapat berfikir sendiri tentang suatu apa
yang baik dan buruk bagi dirinya sendiri.
Bagaimana dengan masyarakat
indonesia??
Melihat perilaku masyarakat
indonesia. Saya rasa perilaku bangsa indonesia dominan pada “reward and punishment” dan “modeling”.
Dengan kata lain masyarakat indonesia lebih mudah merubah perilaku jika diberi hadiah atau hukuman. Contoh: jika seseorang pengedar narkoba dihukum mati maka
masyarakat indonesia akan berusaha untuk tidak menjadi pengedar narkoba. Contoh
lain : jika masyarakat yang memiliki usaha kreatif diberi hadiah maka
masyarakat indonesia akan berusaha untuk membuat usaha. Perubahan perilaku
selanjutnya yaitu modeling .
memberikan contoh untuk merubah perilaku seseorang,contoh: jika doni sukses
membuka usaha budidaya jamur maka tetangga doni akan mencoba mengikuti
jejaknya.
Mengapa bukan konstruktivisme???
Masyarakat indonesia tidak
dominan dalam pola fikir konstruktivisme karena sulit sekali kebanyakan
masyarakat kita untuk dapat berfikir kritis, mencoba membangun perilaku atas
dasar pola fikir pribadi. Kurangnya budaya intropeksi menyebabkan pola fikir
konstruktivisme kurang dominan dalam bangsa indonesia.
Untuk itu jika kita ingin
mendidik anak, karyawan , murid atau orang lain .bahkan dalam memimpin suatu
instansi. mungkin memberikan hadiah, hukuman dan memberi contoh dapat lebih
efektif untuk merubah perilaku daripada menganggap mereka adalah makhluk cerdas
yang bisa belajar dengan pola fikir mereka sendiri. Namun perlu di ingat bahwa
hukuman merupakan pilihan terakhir dalam melakukan perubahan perilaku manusia
Comments
Post a Comment